Menjadi tukang edit soal ujian ternyata bukan pekerjaan sepele.
Dulu, aku nggak pernah kepikiran bakal jadi "tukang edit soal." Tapi entah bagaimana, tiap ada ujian di sekolah, namaku selalu masuk daftar orang yang harus ngecek soal sebelum dicetak. Katanya, aku teliti. Padahal aslinya? Ya, suka kebanyakan mikir aja kalau lihat tulisan yang aneh.
Pekerjaan ini kelihatannya gampang. Tinggal baca, cek tanda baca, perbaiki typo, selesai. Tapi kenyataannya? Pernah suatu kali, aku nemu soal Matematika yang harusnya berbunyi:
"Seorang petani memiliki 50 ekor ayam..."
Tapi yang tertulis malah:
"Seorang petani memiliki 50 ekor mayat..."
Bayangkan kalau aku nggak ngecek! Bisa-bisa siswa mikir petaninya kolektor horor.
Belum lagi soal Bahasa Indonesia yang harusnya berbunyi:
"Sebutkan lima contoh peribahasa!"
Tapi di naskah tertulis:
"Sebutkan lima contoh peribadatan!"
Mau ujian Bahasa atau ujian Agama, nih? 😂
Setiap kali ngedit soal, ada aja hal-hal kocak yang bikin ngakak sendiri. Tapi di balik itu, aku sadar kalau pekerjaanku ini cukup krusial. Salah edit sedikit, siswa bisa bingung, guru bisa kena protes, dan ujian bisa jadi ajang komedi.
Jadi, buat kalian yang suka meremehkan editor soal, coba deh sekali aja duduk berjam-jam ngecek kata demi kata sambil menahan kantuk. Dijamin bakal ngerti, kalau kerjaan ini bukan cuma soal baca, tapi juga soal menyelamatkan generasi dari kebingungan massal. 😆
This report was published via Actifit app (Android | iOS). Check out the original version here on actifit.io
